Karena Ibuku Galak

InShot_20171217_222617578

Aku dan Ibuku

Ibuku galak. Bukan hanya menurut saya, tapi juga menurut teman-teman dan bahkan juga menurut bapak saya. Mengapa Ibuku bisa sampai menyandang predikat Ibu Galak? Setidaknya ada dua alasan. Yang pertama, ibu-ibu lain di kampung saya waktu itu  sebagian besar tentu akan membiarkan anaknya bermain setelah pulang sekolah. Tapi Ibuku tidak. Sebagai anak kecil, saya juga ingin bermain karet, congklak, atau bermain petak umpet bersama teman-teman. Tapi setiap pulang sekolah yang saya lakukan adalah memperlihatkan buku catatan pelajaran, ganti baju, sholat, makan, mengerjakan PR, dan lalu membaca kembali buku catatan pelajaran. Jika ketahuan keluar rumah, maka Ibu akan langsung mencari dan memanggil saya untuk pulang dengan nada marah. Saya bukannya tidak boleh bermain sama sekali, boleh saja bermain, tapi sore hari saat semua tugas dan tanggung jawab sudah dikerjakan. Meskipun Ibu terkenal galak dan sering melarang bermain, tapi banyak momen dimana Ibu menemani saya bermain. Saya masih ingat beberapa kali ibu menghampiri dan lalu membantu saya saat sedang membuat rumah-rumahan dari kayu-kayu kecil dengan daun-daun pisang sebagai atapnya. Ibu juga sering membantu saya membuatkan tungku kecil dari batu bata saat saya bermain masak-masakan.

Yang kedua, mengapa Ibuku terkenal galak adalah karena Ibu tidak suka mengulangi perintah dua kali. Setiap anak telah diberi tanggung jawab masing-masing. Misalnya kakak saya bertugas menyapu halaman, sedang saya bertugas mencuci piring. Dan itu memang harus dikerjakan. Jika tidak, Ibu akan mengerjakannya sendiri, lalu diam. Dan ini yang lebih menakutkan, saat Ibu marah dalam diam. Saya bisa tidak ditegur beberapa hari, dan ini membuat saya jadi serba salah.

Ya begitulah Ibuku. Dan setiap ibu mempunyai keunikan sendiri dalam mendidik dan membentuk karakter anak-anak sesuai yang diinginkannya. Begitu pula dengan Ibuku yang selalu menanamkan kemandirian, disiplin, dan bertanggung jawab. Ibu mengajarkan dengan memberi contoh banyak hal sejak saya kecil. Sehingga saya memiliki cukup banyak keahlian. Saya telah terbiasa mencuci sepeda, sepatu, tas, dan juga menyetrika seragam sekolah sendiri sejak kelas tiga SD. Saya juga mahir menjahit dengan tangan baju yang robek. Saya juga bisa membuat berbagai macam kerajinan tangan seperti bunga dari pita-pita, juga membuat hiasan dinding dari benang wol. Dan tahukah kamu kalau saya juga telah pandai bercocok tanam sejak kecil? Sejak kecil saya suka bercocok tanam, baik bunga maupun sayuran. Ibu membelikan saya bibit sayuran dan juga polybag untuk saya belajar bercocok tanam. Ibu juga membantu memasukkan tanah dalam polybag. Hasil panen tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, tapi sebagian juga dijual pada tetangga. Dan itu menyenangkan sekali.

Processed with VSCO with f2 preset

Saat berkunjung dan belajar Ecofarming di Kampung Tabrik, Cianjur bersama team blogger

Dan saya sangat bersyukur, karena Ibu Galak, saya bisa berlibur ke berbagai daerah di Indonesia tanpa harus mengeluarkan uang. Satu hal lagi cara Ibu mendidik yang sangat inspiratif. Saat saya kecil Ibu lebih suka membelikan buku atau majalah dongeng. Ibu juga membelikan buku untuk saya menulis diary. Ibu ingin anak-anaknya senang membaca buku dan juga gemar menulis. Katanya tidak ada warisan dari orang tua untuk anaknya yang lebih berharga daripada Kegemaran Membaca Buku. Dan saya bersyukur dia adalah Ibu Galakku. Berkat kegemaran membaca, sayapun akhirnya mempunyai bakat menulis dan telah beberapa kali memenangkan lomba menulis yang berhadiah liburan. Memang benar dengan membaca kita akan mengenal dunia, akan tahu banyak hal, menguasai banyak kata, luwes dan fasih dalam bertutur kata. Dengan banyak membaca, kita akan tahu banyak cerita dari orang-orang yang bahkan kita belum pernah bertemu, juga akan tahu tempat-tempat yang bahkan belum pernah kita datangi. Dan lalu dengan kegemaran menulis maka dunia akan mengenal kita. Kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan seluruh manusia di belahan dunia manapun. Dan mereka yang belum pernah bertemu pun dapat mengenal kita lewat tulisan.

 

Terima kasih Ibu, telah mengajarkan banyak hal. You’re my greatest inspiration and role model.

 

Leave a comment