Pesona Jambi Yang Terlewatkan

IMG_9579

Jambi, salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera bagian tengah. Di bagian selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Sumatera Barat dan Bengkulu. Perjalanan menuju Jambi bisa di tempuh melalui jalur darat dan juga udara. Lama perjalanan darat menggunakan bus kurang lebih 25 jam dengan jarak tempuh Jakarta – Jambi sekitar 895 KM. Memang membutuhkan waktu yang lama jika menggunakan kendaraan umum dikarenakan jalan berkelok-kelok. Jika menggunakan jalur udara dari Jakarta waktu yang dibutuhkan hanya 1 jam 15 menit.

Maskapai yang melayani penerbangan Jakarta – Jambi yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air atau Nam Air, Citilink, dan Wings Air. Selain dari dan menuju Jakarta, bandara Sultan Thaha Jambi juga melayani penerbangan dari dan menuju Batam, Pekanbaru, dan Palembang. Dan selain bandara Sultan Thaha yang berada di ibu kota, provinsi Jambi juga memiliki bandara Muara Bungo yang terletak di Rimbo Tengah, Kabupaten Muara Bungo. Bandara ini melayani penerbangan Jakarta – Muara Bungo, Jambi – Muara Bungo dan sebaliknya. Lion Air adalah maskapai yang melakukan penerbangan Jakarta – Jambi paling sering, yaitu enam kali sehari.

Jambi kurang bertaring dalam industri pariwisata. Jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah tetangganya Sumatera Barat. Masyarakat Indonesia sepertinya kurang tertarik berkunjung ke Jambi entah karena pemerintah yang belum maksimal mengembangkan sektor pariwisata, entah karena sebagian besar orang mengindentikkan keindahan alam dengan pantai, air terjun, danau, atau perbukitan. Sebenarnya jika mau menelisik lebih jauh, selain gunung Kerinci, Jambi juga punya pesona yang patut diperhitungkan.

Sungai Batanghari Dan Alirannya

Saat berkunjung ke Jambi kita akan menemui banyak jembatan dan sungai besar maupun kecil tersebar di berbagai daerah. Jambi merupakan daerah yang memiliki banyak sungai, salah satunya sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera, yaitu sekitar 800 km. Ada 22 sungai yang terdiri dari 12 sungai induk dan 10 anak sungai, dan semua sungai tersebut bermuara ke sungai Batanghari. Anak sungai yang menjadi aliran sungai Batanghari antara lain: Sungai Batang Merao, Batang Ning, Batang Manungkal, Batang Lempur, Batang Tabir, Batang Merangin, Batang Limun, Batang Asai, Batang Pelepat, Batang Jujuhan, Batang Bungo, Batang Tebo, dan lain-lain.

Salah satu usaha pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata sungai Batanghari adalah dengan membangun Jembatan Pedestrian atau jembatan khusus penyebarangan orang yang memilik lebar 4,5 meter dan membentang sepanjang 503 meter di atas Sungai Batanghari, kota Jambi. Pada momen-momen peringatan kemerdekaan Indonesia atau HUT kota Jambi biasaya warga atau pemerintah setempat mengadakan lomba pacu perahu tradisional dibeberapa sungai besar di Jambi. Meskipun sungai-sungai besar lain di Jambi telah banyak mengalami sedimentasi akibat aktifitas pertambangan dan eksploitasi hutan, Batanghari dan alirannya masih merupakan pesona alam yang bisa kita jelajahi. Sungai-sungai besar dan kecil tersebar di pelosok daerah masih meyimpan keindahan. Kekayaan hasil sungai juga masih bisa kita nikmati. Sungai merupakan bagian pesona alam Indonesia yang masih menjadi urat nadi kehidupan masyarakat.

 

Tebo Yang Belum Tersentuh Pembangunan

Beberapa daerah di provinsi Jambi masih banyak yang jauh dari sentuhan pembangunan, Kabupaten Tebo salah satunya. Tebo merupakan pemekaran Kabupaten Bungo Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999.Masih daerah ini banyak ditemukan jalan-jalan tak beraspal dan tanpa lampu penerangan jalan. Listrik tidak selalu menyala 24 jam, selalu saja padam diwaktu-waktu yang tidak beraturan. Di beberapa daerah penduduk bahkan harus mempunyai kendaraan sendiri untuk menunjang mobilitasnya, karena hampir tidak ada kendaraan umum yang beroperasi. Untuk persediaan air bersih kebanyakan penduduk memiliki sumur sendiri.

Sebagian besar masyarakat Tebo bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan. Karet dan kelapa sawit menjadi tanaman perkebunan terbanyak bahkan masih terus bertambah. Tidak heran jika sepanjang jalan bahkan di sekitar rumah penduduk banyak ditemukan kebun karet dan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit meskipun kadang menjadi salah satu permasalahan daerah, tapi dapat juga menjadi pemandangan alam yang indah. Ya menurut saya setidaknya daerah ini masih dipenuhi pepohonan dan bukan gedung-gedung pencakar langit. Saya pribadi sangat suka bermain di perkebunan, karena sejuk dan banyak aliran sungai yang jernih.

IMG_9575

Perkebunan Sawit Sejauh Mata Memandang

Selain berkebun, penduduk asli Jambi juga gemar beternak sapi dan kerbau. Sistem pemeliharaanya masih tradisional yaitu sistem lepas tanpa kendali. Tidak jarang kita harus berbagi jalan dengan binatang ternak. Ini adalah hal unik yang mungkin tidak ditemuai di kota-kota besar lain. Ada istilah di kalangan masyarakat Jambi yaitu “Umo bekandang siang sapi bekandang malam pagar tigo sebeban.” Artinya sawah dan ladang harus dipagar yang kuat, jika ternak masuk sawah/ladang pada siang hari maka ternak tidak boleh disalahkan. Itu masih berlaku hingga sekarang.

IMG_6653

Berbagi Jalan Dengan Ternak

Jadi, menurut saya pesona alam Indonesia bukan hanya keindahan pantai dan gunung. Tapi segala bentang alam termasuk segala unsur yang ada di dalamnya adalah kekayaan dan pesona alam Indonesia yang patut kita banggakan. Jika kalian ingin merasakan suasana alam yang tak tersentuh pembangunan; kehidupan masyarakat yang masih memegang erat adat dan budaya maka berkunjunglah ke pedalaman Jambi.

Galeri pesona Jambi :

 

 


11 thoughts on “Pesona Jambi Yang Terlewatkan

  1. Hai mbak, salam kenal ya.. terima kasih sudah share pengalamannya, sangat informatif.. kalau boleh share juga, akses ke Tebo ini dari Jakarta naik apa ya mbak? thanks again ya..

  2. Terimakasih atas partisipasi lomba menulis blog hadiah keliling nusantara dengan tiket pesawat gratis dari Airpaz + Uang Saku. Semoga beruntung yah. 🙂

  3. Rasanya kalau mancing ikan di sungai batanghari enak tuh! Biasanya kita mancing di kolam kecil yg hanya ada ikan mas nya hehe…

  4. Wah seru banget liat foto berbagi jalan dengan hewan ternak, hahaha…
    Akupun lebih suka suasana pedesaan daripada kota.
    Tapi yah, nasib berkata lain.

    Kapan kau akan ajak aku ke sana, sista?

Leave a reply to Dunia Rahmi Cancel reply